Simbol Mudah Menyala
Selanjutnya, simbol Mudah Menyala menunjukkan bahwa limbah tersebut mudah terbakar dan harus ditangani dengan hati-hati agar tidak menyebabkan kebakaran.
Mengacu pada PP No 101 Tahun 2014, Limbah B3 dapat didefinisikan sebagai zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan. Baca Juga : Simbol B3 Berserta Arti dan Kualifikasinya
Jenis-Jenis Limbah B3
Berikut ini diantaranya enam jenis limbah B3 yang paling sering kita jumpai di keseharian, namun banyak kali terabaikan dalam hal penanganannya yang perlu kamu ketahui:
Tanpa sadar kita sering membuang sisa baterai bekas yang tak lagi digunakan ke dalam tempat sampah yang juga digunakan sebagai tempat pembuangan berbagai jenis sampah lain seperti plastik maupun kertas bekas.
Padahal baterai bekas memiliki caranya sendiri untuk disisihkan Ketika tak lagi digunakan, atau sebaiknya dibuang secara terpisah. Baterai bekas mengandung berbagai unsur kimia berbahaya, diantaranya mulai dari unsur zinc, karbon, campuran MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon dan NH4Cl (Ammonium Klorida).
Sementara baterai yang dapat diisi ulang mengandung Nikel, kadmium, dan alkaline atau potassium hidroksida. Baterai bekas yang dibuang sembarangan mengandung berbagai bahan-bahan kimia berbahaya yang mampu mencemari air tanah, tanah, juga masuk ke rantai makanan secara tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi oleh manusia.
Dampak yang dapat terjadi setelah mengkonsumsi keracunan logam kadmium secara tidak langsung diantaranya gangguan lambung rusaknya organ ginjal, tekanan darah tinggi, kehilangan sel darah merah, serta kerapuhan tulang.
Mangan dalam jumlah yang besar sendiri dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf pada manusia. Hal Ini sekaligus menyebabkan terjadinya halusinasi, parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis.
Reaktif (reaktivitas)
Umumnya, limbah ini mengandung bahan kimia yang dapat bereaksi dengan bahan lain secara tidak terduga, sehingga menyebabkan ledakan atau pelepasan gas berbahaya.
Dapat mengandung mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan kerusakan lingkungan.
Bersifat merusak dan mengikis bahan yang terkena jika bersentuhan langsung dengan kulit atau bahan lainnya. Bahan kimia yang korosif dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.
Karakteristik utama limbah B3 adalah sifatnya yang beracun. Sifat ini bisa mengakibatkan keracunan jika terpapar dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain itu, limbah beracun juga dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.
Karakteristik limbah ini membuatnya sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, limbah B3 harus ditangani dengan sangat hati-hati dan diolah dengan cara yang aman agar tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan dan lingkungan.
Limbah B3 Kadaluarsa
Kategori ini berlaku untuk limbah yang sudah melewati masa berlakunya dan tidak dapat digunakan lagi. Beberapa contoh limbah kadaluarsa adalah baterai bekas, lampu neon bekas, produk pestisida kadaluarsa, dan sebagainya.
Limbah jenis ini memiliki karakteristik dan kandungan bahan kimia yang tidak dapat digunakan lagi, sehingga pengolahannya memerlukan metode khusus untuk menghilangkan bahayanya.
Baca Juga: Mengenal Bioremediasi dan Manfaatnya Bagi Lingkungan
Simbol limbah B3 adalah salah satu bentuk tanda atau label yang digunakan untuk memberikan informasi tentang jenis dan sifat bahaya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Ekosistem air menjadi tercemar
Limbah cair yang masuk ke perairan, seperti sungai, danau, dan laut bisa menyebabkan ekosistem air menjadi tercemar. Hal ini membuat air mengandung banyak virus penyakit, sehingga berdampak buruk terhadap kesehatan.
Kondisi tersebut karena limbah di air menghasilkan asam dan gas cair organik yang sangat membahayakan. Selain itu, zat berbahaya yang ada pada limbah dapat mengurangi kandungan oksigen air, sehingga ekosistem air menjadi terganggu.
Apa saja contoh limbah B3 yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan?
Air raksa, kromium, cadmium, pestisida, timbal, dan juga tembaga
Referensi dan rujukan yang digunakan dalam tulisan ini adalah”
WASTEC. 2019. Kerap Mencemari Lingkungan, Inilah Contoh Limbah B3 yang Kerap Dihasilkan Industri. Diakses pada 14 Desember 2022 https://wastecinternational.com/kerap-mencemari-lingkungan-inilah-contoh-limbah-b3-yang-kerap-dihasilkan-industri.html. Admin dlh. 2019. 20 Contoh Limbah B3 Industri Menurut PP No. 101 Tahun 2014. Diakses pada 14 Desember 2022. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/20-contoh-limbah-b3-industri-menurut-pp-no-101-tahun-2014-12 Widodo. 2008. “Pencemaran Air Raksa (Hg) sebagai Dampak Pengolahan Biji Emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi. Dalam Jurnal Geologi Indonesia, Vol.3 . UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon- LIPI. https://media.neliti.com/media/publications/66119-ID-pencemaran-air-raksa-hg-sebagai-dampak-p.pdf http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_x(3)93-105.pdf Asmadi, dkk. 2009. “Penguranmgan Chrom (Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit pada Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3, (Studi Kasus PT Trimulyo Kencana Mas Semarang)”. Dalam Pengurangan Chrom(Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit… Vol. 5. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) dan IPB. https://media.neliti.com/media/publications/243918-none-7a029fd9.pdf Rosyeni Berti Mauna, dkk. “Kandungan Kromium (Cr) pada Limbah Cair dan Air Sungai serta Keluhan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Industri Elektroplating (Studi di Industri Elektroplating X Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember). Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/70983/Rosyeni%20Berti%20Mauna.pdf;sequence=1 Sutrisno dan Henny Kuntyastuti. 2015. “Pengelolaan Cemaran Kadmium pada Lahan Pertanian di Indonesia” dalam Buletin Palawija Vol. 13 No, 1. https://media.neliti.com/media/publications/225844-pengelolaan-cemaran-kadmium-pada-lahan-p-4009e2cb.pdf https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/85b4ff189dadfdaa360ee6200603c0ad.pdf Putri Budiastuti, dkk. “Analisis Pencemaran Logam Berat Timbal di Badan Sungai Babon Kecamatan Genuk Semarang” dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4. Universitas Diponegoro. https://media.neliti.com/media/publications/107697-ID-analisis-pencemaran-logam-berat-timbal-d.pdf Novita Sekarwati, dkk. 2015. “Damapk Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak) pada Limbah Cair Industri Perak Terhadap Kualitas Air Sumur dan Kesehatan Masyarakat serta Upaya Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta” dalam Jurnal EKOSAINS Vol. VII. Universitas Sebelas Maret. https://pasca.uns.ac.id/s2ilmulingkungan/wp-content/uploads/sites/25/2016/09/PUBLIKASI-NOVITA.pdf Istihanah Nurul Eskani dan Ivone de Carlo. “Pengolahan Limbah Cair Industri Tembaga”. Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta. https://media.neliti.com/media/publications/59996-ID-pengolahan-limbah-cair-industri-tembaga.pdf
Karsinogenik, Mutagenic, Teratogenik
Tiga sifat dari limbah B3 ini harus diwaspadai. Limbah karsinogenik adalah limbah yang bisa memicu penyakit kanker. Sedangkan teratogenik bisa mengganggu pembentukan embrio. Sedangkan, mutagenic akan mempengaruhi perubahan kromosom.
Karakteristik Limbah B3
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, beberapa karakteristik limbah B3 adalah sebagai berikut:
Dapat meledak dengan mudah jika terkena panas, tekanan atau kejutan. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat membahayakan nyawa dan properti.
Sumber yang Tidak Spesifik
Jenis limbah yang pertama adalah dari sumber yang tidak spesifik. Limbah ini adalah bahan beracun berbahaya yang bukan berasal dari proses yang utama. Ada berbagai aktivitas yang diduga bisa menjadi faktor penyebab kemunculan limbah ini, contohnya saja seperti kegiatan pemeliharaan alat, pelarutan kerak, inhibitor korosi, pencucian, pengemasan dan yang lainnya.
Untuk jenis ini, limbah B3 ini berasal dari sumber yang spesifik. Limbah ini muncul dari aktivitas utama dalam kegiatan industri. Contohnya seperti limbah sisa bahan kimia yang digunakan untuk aktivitas produksi. Bukan hanya itu, sejumlah fasilitas serta alat yang digunakan juga termasuk dalam jenis limbah ini.